Ebola sangat menyita perhatian dunia saat ini.

Apakah Ebola itu? Mengapa ramai diperbincangkan di berbagai media? Dan mengapa kita harus waspada? Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola, dapat menyebabkan demam dan perdarahan.

Penyakit ini bersifat akut dan dapat berakibat fatal bila tidak tertangani dengan baik. Pada kenyataannya, berdasarkan data WHO pada bulan September 2014 tercatat jumlah pasien sudah mencapai 6500 orang dengan 3000 orang berakhir dengan meninggal dunia. Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976, terjadi di 2 daerah benua Africa, yaitu: daerah Nzara (Sudan) dan daerah Yambuku (Congo). Nama Ebola sendiri diambil dari nama Sungai Ebola, karena ada kasus yang terjadi di desa dekat Sungai Ebola.

Mengapa saat ini banyak dibicarakan? Kasus ini kembali merebak dan meluas mulai bulan Maret 2014, berawal dari daerah Afrika Barat dan masih berlangsung sampai dengan saat ini. Kasus wabah kali ini tercatat sebagai kasus yang paling banyak memakan korban dan paling kompleks penanggulangannya karena menyebar dengan cepat dan meluas antar negara. WHO sendiri memberikan pernyataan dan keprihatinan bahwa wabah Ebola sudah menjadi masalah Internasional. Dan saat ini sudah menggalang kerjasama antarnegara untuk mencegah meluasnya wabah ini keluar ke negaranegara lainnya di dunia. Wabah Ebola yang saat ini terjadi, berawal dari Negara Guinea berlanjut ke perbatasan yaitu Negara Sierra Leone dan Liberia lalu ke Nigeria (melalui udara) dan ke Senegal (melalui jalan darat).

Virus Ebola termasuk dalam famili Filoviridae yang terdiri dari genus Cuevavirus, Marburg virus dan Ebola virus. Saat ini sudah teridentifikasi 5 jenis strain virus Ebola yaitu Zaire, Bundibugyo, Sudan, Reston, dan Tai Forest. Tiga jenis pertama, yaitu Zaire, Bundibugyo dan Sudan; merupakan jenis virus Ebola yang sering menimbulkan wabah di Afrika dan saat ini yang menimbulkan wabah besar di Afrika Barat adalah jenis Zaire. Virus ini berbentuk seperti filament panjang atau benang halus panjang yang dapat menyerupai berbagai bentuk seperti bentuk huruf u atau angka 6 atau lingkaran seperti terlihat pada gambar di atas. Virus Ebola dapat bertahan hidup pada suhu ruang (20oC) dalam waktu yang cukup lama tetapi dapat mati bila dipanaskan 60oC selama 30 menit, atau dengan dosis tinggi sinar ultraviolet, atau dengan menggunakan bahan desinfektan seperti hipoklorida atau bahan aktif pemutih yang sering digunakan dalam kebutuhan rumah tangga.

Hospes alamiah virus Ebola sebenarnya adalah binatang sejenis kelelawar yang termasuk dalam famili Pteropodidae. Oleh karena itu, virus ini sebenarnya termasuk penyebab penyakit pada hewan atau dikenal sebagai istilah zoonosis. Virus Ebola dapat menjangkiti manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh berupa darah atau air liur dari hewan yang terinfeksi atau hewan mati (simpanse, gorila, monyet, kelelawar) yang terjangkit virus Ebola. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak kulit yang terluka atau selaput mukosa dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi atau dengan linen atau baju yang terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien yang terinfeksi virus Ebola. Pasien terinfeksi masih akan berpotensi menularkan ke orang lain selama cairan tubuh pasien (ASI, darah, cairan sperma, cairan tubuh lainnya) mengandung virus.

Seseorang yang telah dinyatakan sembuh masih dapat menularkan virus ini melalui cairan spermanya sampai dengan 7 minggu kemudian. Masa inkubasi yaitu masa dari mulai virus masuk ke dalam tubuh sampai timbul gejala, ini berlangsung antara 2-21 hari. Dan selama belum bergejala, orang ini tidak menjadi sumber penularan. Bagaimanakah gejala orang yang terkena infeksi virus Ebola? Gejala pertama yang paling sering timbul pada penderita adalah demam, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemas dan nyeri tenggorok. Umumnya gejala pertama ini sama seperti gejala infeksi virus lainnya tetapi gejala akan berlanjut menjadi parah dengan timbulnya mual, diare, bercak kemerahan pada tubuh, disertai tanda-tanda gagal ginjal dan hati sampai tandatanda perdarahan pada gusi, saluran cerna dan organ lainnya yang dapat berakibat fatal atau meninggal dunia.

Mengapa kita harus waspada? Sampai saat ini, belum ada obat atau vaksin yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit ini. Pengobatan yang diberikan selama ini adalah dengan memberikan terapi cairan pengganti akibat proses perdarahan dan terapi lainnya untuk menunjang daya tahan tubuh. Angka kematian akibat penyakit Ebola ini sangat tinggi yaitu hampir mencapai 70%. Saat ini, riset tentang virus Ebola masih terus berlanjut untuk menemukan obat yang dapat mematikan virus segera dan aman bagi manusia atau menemukan vaksin bagi orang-orang yang berisiko tinggi. Bila melihat berdasarkan hospes alamiah virus Ebola maka Indonesia merupakan salah satu area tempat hospes alamiah dari virus Ebola ini, yaitu kelelawar dapat hidup sehingga kemungkinan dapat menjadi tempat penularan dapat saja terjadi. Cara yang paling baik dan efektif untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan melakukan pencegahan dan pengendalian penyebaran atau penularannya. WHO sudah menggalang dukungan dari seluruh dunia untuk bersama-sama mencegah wabah ini keluar dari Afrika.

Waspada terhadap risiko tinggi penularan virus Ebola harus disosialisasikan dengan baik sehingga setiap orang dapat menjaga diri dan menghindari penularan dengan memperhatikan Kesehatan cara penularan virus melalui darah atau cairan tubuh dan melakukan kebersihan diri melalui cara yang paling mudah yaitu cuci tangan. Beberapa hal penting yang harus difokuskan dalam mencegah dan mengurangi risiko penularan adalah:

1. Mengurangi risiko penularan dari hewan liar (hutan) kepada manusia dengan cara tidak mengkonsumsi daging mentah hewan liar yang menjadi hospes alamiah virus Ebola, seperti kelelawar atau monyet. Petugas yang melakukan pengolahan daging hewan harus menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan baju pelindung dan daging hewan olahan harus benar-benar matang sebelum dikonsumsi.

2. Mengurangi risiko penularan dari manusia kepada manusia dengan cara menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien terjangkit virus Ebola dengan menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti sarung tangan dan baju pelindung. Hal lain yang harus diperhatikan adalah melakukan cuci tangan setiap habis kontak dengan pasien rawat RS.

3. Melakukan survei terhadap setiap orang yang dicurigai pernah kontak dengan pasien infeksi virus Ebola. Pemantauan dilakukan selama 21 hari sesuai masa berakhirnya inkubasi virus Ebola. Memisahkan setiap orang yang dicurigai terinfeksi dengan setiap orang yang sehat (karantina).

4. Lakukan kebersihan lingkungan dan menjaga hygiene diri masing-masing.

Dengan mengenal dan mengetahui sifat-sifat virus Ebola ini, diharapkan kita dapat terus waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus Ebola keluar dari Afrika karena kemudahan transporatasi antar negara. Untuk sementara ini, arus keluar masuk orang ke daerah epidemi (Zaire, Sudan) sudah dibatasi untuk mempermudah penanggulangan infeksi virus Ebola ini. Mari kita semua dukung upaya dari WHO untuk memerangi penyebaran virus Ebola.