Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 12 Oktober 2025
Bacaan Alkitab: 2 Timotius 1:1-14
Ketika Paulus menulis kepada Timotius, ada satu kalimat yang selalu menyentuh hati: “Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike.” Betapa hangatnya… Iman itu ternyata lahir di rumah, di tengah keseharian yang sederhana. Dari meja makan, dari doa orang tua, dari kasih yang memang tak selalu sempurna tapi nyata.
Kadang kita lupa, bahwa rumah bukan sekadar tempat pulang, tapi tempat di mana kasih diuji dan dibentuk. Di sanalah kita belajar mendengar lebih dalam, menahan kata yang melukai, dan mencoba memaafkan meski hati masih perih. Rumah yang penuh kasih bukan rumah tanpa pertengkaran, tapi rumah yang tidak berhenti belajar berdamai.
Kasih, kepekaan, dan pengampunan tidak tumbuh tiba-tiba; ia tumbuh dari kebiasaan kecil. Menyapa lebih lembut, menunggu dengan sabar, saling mendoakan satu dengan yang lain. Saat itulah rumah menjadi ruang yang memulihkan, bukan melelahkan. Dari rumah seperti itu, dunia bisa melihat wajah Allah: hangat, terbuka, penuh penerimaan.
Paulus menutup pesannya dengan ajakan untuk “mengobarkan karunia Allah” yang ada di dalam kita. Barangkali itu juga panggilan bagi kita hari ini: menyalakan kembali api kasih yang mungkin mulai redup di rumah kita. Biarlah setiap keluarga menjadi tempat kasih Allah tinggal dan tumbuh, supaya dari rumah yang sederhana pun, terang Kristus terus mengalir bagi dunia.
Pdt. Devina E. Minerva