Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 26 November 2023
Bacaan Alkitab: Yehezkiel 34:11-16; 20-24; Mazmur 95:1-7a; Efesus 1:15-23; Matius 25:31-46
Tahukah Saudara kapan kalender Tahun Gerejawi dimulai? Kalau kalender Tahun Masehi dimulai pada tanggal 1 Januari, maka Tahun Gerejawi dimulai pada saat Minggu Adven 1 (tahun ini dimulai pada tanggal 3 Desember 2023). Lalu kapan kalender Tahun Gerejawi ditutup? Pada Minggu Kristus Raja, satu minggu sebelum Minggu Advent 1, tepat saat ini (Minggu, 26 November 2023).
Kalau dalam Minggu-minggu Adven kita mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, maka pada Minggu Kristus Raja kita diingatkan bahwa Yesus akan datang kembali kelak, bukan lagi sebagai Juruselamat, melainkan sebagai Raja yang akan menghakimi dan meminta pertanggungjawaban seluruh isi dunia pada saat akhir zaman tiba.
Saat Tuhan Yesus datang sebagai Raja kelak, Ia akan datang dalam kemuliaan, bukan lagi dalam kesederhanaan seperti kedatangan-Nya di Betlehem. Ia juga akan menghakimi dan membawa pemisahan, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Domba adalah hewan yang hidupnya tidak sendirian, tapi dalam kumpulan dan senang berkelompok; sementara kambing adalah hewan yang suka sendirian dan hidup sendiri. Yang satu jadi simbol kebersamaan, yang solider dalam hidup bersama yang lain; sementara yang satu lagi jadi simbol keegoisan dan ketidakpedulian pada sesama yang soliter hidupnya.
Sang Raja dalam Matius 25:31-46 dikisahkan berkenan kepada “domba-domba” yang ada di sebelah kanan-Nya karena mereka peduli dan mengasihi sesama, terutama yang membutuhkan pertolongan: yang lapar, haus, telanjang, sakit, dan dalam penjara. Di sisi yang lain, Ia murka dan marah kepada mereka yang hanya hidup bagi diri sendiri dan tidak peduli kepada sesama.
Hari-hari ini di tengah dunia yang makin canggih dan modern, justru orang semakin egois dan hanya memerhatikan kepentingannya sendiri. Orang lebih menuruti hawa nafsu, mengejar harta dan memuaskan kesenangan ragawi yang menjadi tuan atau raja atas hidup mereka.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menjalani hidup yang berbeda dengan dunia. Raja kita bukan hawa nafsu keduniawian, bukan pula kesenangan ragawi. Raja kita adalah Tuhan Yesus yang memanggil kita untuk menjadi umat kepunyaan-Nya untuk menjalani hidup laksana domba. Sebagai domba Sang Raja, sudah seharusnya kita menuruti titah dan perintah-Nya untuk hidup dengan penuh kasih dan kepedulian kepada sesama.
Pdt. Danny Purnama