Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 11 Februari 2024
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 2:1-12; Mazmur 50:1-6; 2 Korintus 4:3-6; Markus 9:2-9
Minggu ini kita memasuki Minggu Transfigurasi. Minggu Transfigurasi menjadi minggu terakhir setelah Masa Raya Natal dan sebelum memasuki rangkaian Masa Raya Paskah yang dimulai dari Rabu Abu. Secara harfiah, transfigurasi artinya perubahan bentuk atau rupa. Transfigurasi ini dialami oleh Yesus ketika Ia berada di atas gunung, nampak perubahan rupa Yesus dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat tidak ada satu orang pun yang dapat menggelantang pakaian seperti itu. Yesus hadir dalam kemuliaan-Nya.
Dalam kemuliaan-Nya Yesus hadir bersama dengan Musa dan Elia. Mengapa ada Musa dan Elia? Musa adalah orang yang membawa hukum Allah, sedangkan Elia adalah sang penegak kehendak Allah, dan Yesus datang untuk menggenapi janji Allah. Musa membelah Laut Teberau yang merupakan simbol batas Mesir sebagai wilayah perbudakan, Elia membelah Sungai Yordan simbol batas umat memasuki negeri perjanjian. Sementara Yesus kelak membelah tabir Allah ketika penyaliban-Nya terjadi yang merupakan simbol batas kekudusan Allah dan manusia.
Murid-murid Yesus yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes merupakan saksi yang melihat peristiwa menakjubkan dan mulia tersebut. Peristiwa tersebut pun menjadi pengalaman spiritual yang menggetarkan sehingga mendorong Petrus berinisiatif mendirikan kemah bagi ketiga tokoh tersebut; Petrus juga ingin menikmati lebih lama kemuliaan perjumpaan Yesus-Musa-Elia. Inisiatif mengabadikan kemah tersebut justru direspon langsung oleh suara yang datang dari dalam awan, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”, lalu murid-murid Yesus tidak melihat seorangpun, kecuali Yesus seorang diri.
Dan Yesus berpesan agar peristiwa tersebut tidak diceritakan sampai saatnya tiba, yakni ketika Yesus bangkit dari antara orang mati. Hal ini bertujuan agar banyak orang tidak melewatkan aspek penting dari kemuliaan Yesus yakni penderitaan. Murid-murid diminta untuk menerima kemuliaan sekaligus penderitaan Yesus, ketika mereka bisa menerima penderitaan Yesus, maka kelak mereka dapat berbicara dan menyiarkan kemuliaan Yesus dengan utuh dan tepat.
Transfigurasi sebagai pesan antara kemuliaan dan penderitaan Yesus. Menempuh jalan penderitaan dan berakhir pada kemuliaan merupakan cara Yesus menunjukan solidaritas kasih tanpa batas bagi semua ciptaan-Nya. Selamat menghayati Minggu Transfigurasi!
Pdt. Erma P. Kristiyono