Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 7 Desember 2025
Bacaan Alkitab: Yesaya 11:1-10; Mazmur 72:1-7, 18-19; Roma 15:4-13; Matius 3:1-12
Sesuai ajaran Alkitab, kita memahami bahwa seluruh rencana keselamatan Allah berpusat pada Kristus. Nubuat Yesaya dalam Yesaya 11:1-10 menggambarkan Sang Mesias sebagai: Tunas dari tunggul Isai, Raja yang dipenuhi Roh Kudus, dan Raja yang membawa pemulihan. "Tunas dari tunggul Isai" (Yes. 11:1): Kristus datang dari keluarga Daud yang sudah seperti "tunggul" yang mati, tapi dari “tunggul” tersebut muncul tunas. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan murni inisiatif Allah. Raja yang dipenuhi Roh Kudus (Yes. 11:2): Yesuslah yang memiliki Roh tanpa batas, dan dari Dialah kita menerima Roh untuk bertobat dan percaya. Raja yang membawa pemulihan (Yes. 11:6-10): Damai sejahtera universal ini adalah hasil dari pemerintahan Kristus yang sudah dimulai di hati orang-orang percaya dan akan digenapi secara sempurna di langit dan bumi baru.
Pertobatan kita dimungkinkan karena Kristus, Sang Mesias, sudah datang dan memulai pemulihan ciptaan. Kita bertobat karena Kerajaan Allah sudah datang dalam Kristus, dan bukan untuk mendatangkan Kerajaan itu. Dengan bertobat kita baru dapat ikut serta dalam karya Allah di dalan Kristus.
Pertobatan tidak hanya bersifat personal tetapi juga sosial. Sebagai komunitas orang percaya, kita dipanggil untuk bersama-sama menunjukkan perhatian akan keadilan dan belas kasihan, sebagai buah dari pertobatan kolektif kita. Ini adalah bentuk budaya Kerajaan Allah yang kita rindukan dan upayakan. Mazmur 72 adalah doa untuk raja ideal, yang digenapi dalam Kristus. Dalam terang firman Tuhan, kita memahami bahwa keadilan dan kebenaran (Mzm. 72:1-2) adalah fondasi pemerintahan Kristus. Pertobatan sejati menghasilkan kerinduan untuk melihat keadilan ditegakkan di dunia. Kesejahteraan orang lemah (Mzm. 72: 4,12-14) menjadi perhatian orang-orang yang sudah bertobat, karena itu mencerminkan hati Raja kita, Yesus Kristus.
Pertobatan yang sejati mempersatukan (Rm. 15:4-13). Rasul Paulus menekankan tujuan keselamatan, yaitu: memuliakan Allah dalam kesatuan umat-Nya yang terdiri dari berbagai bangsa. Ini adalah doktrin Reformed tentang Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang-Orang Kudus) dalam konteks komunitas. Roma 15:4: Semua yang ditulis sebelumnya (Perjanjian Lama) ditulis untuk mengajar kita, agar kita berpengharapan. Roma 15:7-13: Kristus menerima kita untuk kemuliaan Allah. Karena itu, terimalah satu sama lain. Pertobatan sejati disebabkan oleh Firman Tuhan (Sola Scriptura) dan menghasilkan kesatuan yang alkitabiah dalam jemaat. Jika pertobatan kita benar, itu akan terlihat dalam kemampuan kita untuk menerima dan hidup bersama dengan saudara-saudara seiman yang berbeda latar belakang, demi kemuliaan Allah (Soli Deo Gloria). Pertobatan yang tidak menghasilkan kesatuan adalah pertobatan yang patut dipertanyakan.
Pertobatan sejati menghasilkan buah (Matius 3:1-12). Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus, sang Mesias, dan memanggil umat untuk bertobat. Panggilannya untuk bertobat adalah radikal dan mendesak: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Mat. 3:2). Pertobatan adalah respons terhadap inisiatif Allah yang datang dalam Kristus. Pertobatan itu berdasarkan anugerah Allah, bukan keturunan: "Janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami..." (Mat. 3:9). Allah bisa membangkitkan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu. Ini menekankan anugerah Allah (Sola Gratia). Pertobatan sejati menghasilkan buah: "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan" (ay. 8). Pertobatan sejati, yang dikerjakan oleh Roh Kudus, pasti menghasilkan buah yang nyata dalam kehidupan. Ini adalah bukti iman (Sola Fide) yang hidup. Pertobatan sejati bukan sekedar berseru "Tuhan, Tuhan", tetapi kehidupan yang diubah. Baptisan (Mat. 3:11) adalah meterai anugerah, tetapi itu harus disertai dengan buah pertobatan. Api penghakiman (Mat. 3: 12) mengingatkan kita bahwa pertobatan adalah masalah hidup dan mati, dan hanya di dalam Kristus saja (Solus Christus) kita aman.
Kita hidup dalam terang kedatangan Kristus yang kedua kali. Kita sudah melihat "tunas" dari Yesaya 11 dalam kedatangan Kristus yang pertama. Kita menantikan penggenapan sempurna pada kedatangan-Nya yang kedua. Hidup kita hari ini adalah hidup di "antara" kedua kedatangan itu. Karena itu, marilah kita hidup dalam pertobatan yang aktif, rindu akan keadilan-Nya, dan menjaga kesatuan jemaat. Pertobatan sejati adalah pertobatan yang melihat diri sebagai bagian dari umat Allah. Kita bertobat bersama, kita berharap bersama, kita berbuah bersama. Bertobatlah dari iman yang pasif. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang aktif dan menghasilkan buah. Mari mengevaluasi hidup kita: Adakah buah pertobatan dalam hubungan kita dengan keluarga, pekerjaan, keuangan, dan pelayanan kita?
Pdt. Em. Andreas Loanka