Dalam edisi kali ini, penulis menyampaikan sebuah wawancara khusus, yaitu mengenai klinik yang sudah berdiri selama hampir dua dekade. Tak lain adalah Klinik Anugerah, yang berada di bawah naungan GKI Gading Serpong.

Wawancara dilakukan di Klinik Anugerah pada hari Rabu tanggal 29 November 2023, pukul 11 siang, dengan narasumber dr. Djaya Sutandar, Kepala Klinik Anugerah GKI Gading Serpong, yang juga melayani di komisi kesehatan sejak tahun 2015. Klinik ini didirikan tanggal 9 April 2005, diprakasai oleh Bapak Husein Susanto, yang pada yang saat itu menjabat sebagai penatua bidang kespel (kesaksian dan pelayanan), dengan dibantu oleh beberapa orang anggota jemaat yang berprofesi sebagai dokter. Ide pendirian klinik ini mulanya didasari oleh kebutuhan adanya pelayanan kesehatan bagi jemaat lansia di GKI Gading Serpong. Pada awalnya klinik beroperasi di sekretariat gereja (sebelum Griya Kasih dibangun). Namun, karena terbatasnya jumlah ruangan dan meningkatnya jumlah pasien hingga klinik tidak bisa melayani secara optimal, maka pengurus memutuskan untuk memindahkan klinik ke gedung Griya Anugerah (berlokasi di: https://maps.app.goo.gl/xVwJ2itTiQ2tAwwG6).

Klinik ini terus berkembang, menyediakan layanan medis dengan tarif terjangkau, terutama bagi mereka yang kurang mampu di wilayah Gading Serpong. Sejak didirikan hingga saat ini, klinik ini didanai secara mandiri oleh GKI Gading Serpong. Operasional klinik, dalam hal manajemen dan penyediaan sumber daya manusia dijalankan sepenuhnya oleh gereja. Dalam hal perizinan, gereja juga mengikuti aturan pemerintah yang berlaku, dan kelengkapan dokumennya sangat diutamakan, sehingga Klinik Anugerah lengkap dan tertib dalam hal administrasi. Para dokter dan tenaga medis yang melayani di klinik ini sebagian besar adalah anggota jemaat GKI Gading Serpong. Tenaga medis di klinik ini berjumlah 17 orang, terdiri dari tiga perawat, satu orang staf administrasi, satu orang staf apotek, tujuh orang dokter umum, lima dokter gigi, dengan dr. Rio Hermanto Nurya selaku penatua pendamping komisi kesehatan. Saat berobat di Klinik Anugerah, pasien perlu membayar biaya administrasi dengan kisaran harga Rp 20.000 sampai Rp 40.000, tergantung dari dokter yang dituju. Setelah itu pasien dapat langsung mengantre untuk berobat ke dokter yang dituju. Jika kemudian diberikan resep obat, maka pasien dapat membayar dan mengambil obat tersebut di apotek yang juga sudah disediakan.

Adapun harga obat yang disediakan lebih murah, karena disubsidi oleh gereja. Seiring perjalanan waktu, rata-rata jumlah pasien yang dilayani bisa mencapai 660 pasien per bulan, mayoritas adalah masyarakat sekitar Gading Serpong. Namun jumlah pasien saat ini mengalami penurunan, karena semakin banyaknya keberadaan klinik di area Gading Serpong, seperti klinik BPJS dan klinik swasta lainnya. Saat ini Klinik Anugerah belum bekerja sama dengan BPJS karena beberapa alasan. Pelayanan BPJS mengharuskan klinik memiliki gedung tersendiri, suatu manajemen khusus (tidak bisa bergabung dengan gereja), kelengkapan dokumen, dan kecukupan jumlah tenaga medis. Biaya pengobatan pun akan berubah. Namun, jika ada pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit, klinik dapat memberikan surat rujukan ke rumah sakit yang pasien kehendaki. Sebagai lembaga kesehatan yang melayani masyarakat, Klinik Anugerah bersama GKI Gading Serpong kerap mengadakan bakti sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, baik saat bencana alam, atau kondisi khusus, misalnya jika sekelompok masyarakat membutuhkan pengobatan dan pemeriksaan medis, seperti kala pandemi COVID-19.

Selama pandemi COVID-19, klinik sempat mengalami kesulitan dalam mengikuti ketentuan pemerintah dalam penyediaan alat-alat dan APD (alat pelindung diri). Juga menjadi pengalaman unik, saat itu klinik juga melayani swab antigen dan memberikan obat-obatan ke rumah jemaat yang sedang menjalani isolasi mandiri. Tantangan ke depan yang dihadapi oleh klinik adalah menjaga akreditasi, melengkapi kebutuhan pasien, tenaga medis yang cukup, serta alat-alat yang terstandarisasi dengan baik. Juga ada kesulitan dalam penambahan ruangan guna pengembangan klinik, seperti untuk rehabilitasi medik dan fisoterapi. Diharapkan status klinik pratama seperti saat ini dapat ditingkatkan menjadi klinik utama, yang juga menyediakan praktik dokter spesialis. Tak menutup kemungkinan, suatu hari nanti bisa dibangun rumah sakit tipe D, sehingga dapat melayani masyarakat dengan fasilitas rawat inap.

Dengan demikian, Klinik Anugerah bisa tetap eksis dalam masyarakat, dan pelayanannya bisa menjadi anugerah bagi lebih banyak orang, membantu menciptakan lingkungan bermasyarakat yang sehat dan kondusif di Indonesia.